Thursday, February 8, 2018

Resah

Aku tahu kau selalu ada disini, Mas. Di luar batas realita, menjemput dulu mimpi..kemudian bisa kurasakan semua itu. Pundak mu yang setia menopang kepalaku. Punggungmu yang siap menyembunyikanku. Pelukanmu yang selalu hangat.
Berbagai sosok yang selalu kurindu.
Pria berkacamata yang tak pernah lepas dari pikiranku.

Hanya kau yang bisa menyelamatkanku dari apa-apa.

Hari ini aku ingat sore-sore indah. Kita duduk berdua saja ditanah merah. Tanah merah yang saat ini sudah berubah menjadi perumahan mewah.
Sore itu, kita duduk saja diam. Menikmati angin yang sedikit sedikit membawa hujan. Kita tak beranjak. Tetap.
Didepan kita terlihat siluet gunung menjulang. Kau mencoba untuk menggambarnya untukku. Tapi tak bisa.
Sore itu begitu sempurna.
Bermain peran menjadi loper koran yang kelelahan.
Tak ada siapapun yang paham mengapa aku seperti ini. Tapi jika ada yang bersabar denganku, dan tak pernah putus asa, hanya kamu.

Kemanapun kamu menghilang, Mas. Akan selalu bisa kurasai kamu melalui aliran darahku

No comments:

Post a Comment

Aku dibesarkan oleh para serigala, melihat seleksi alam. Yang kuat yang bertahan. Dan disinilah aku kini, berhasil bertahan. Keinginanku ku...