Thursday, October 12, 2017

perisai

seumur hidupku, aku selalu menajdi seorang yang menunggu. Ketika kita berjanji temu disebuah tempat, aku selalu ingin memastikan bahwa akulah yang tiba lebih dulu. Melihat sekeliling memastikan semuanya seusai. Atau sekedar, untuk menyambutmu.
Dalam memulai perbincangan, aku pun selalu menunggu. Aku tak pernah tau cara memulai perbincangan. Seringkali aku mendapati diriku termenung pada layar kosong. Ingin mengirim pesan padamu tapi ragu. Aku ketik dan aku hapus. Begitupun ketika kau nyata dihadapanku, aku ragu untuk memulai bincang.

Aku rindu kamu

nampaknya hanya itu yang bisa kuucap. karena kata-kataku adalah rasa. dan itu yang selaluada. rindu rindu rindu. tak pernah tidak. bahkan ketika kau ada disampingku, memelukku kencang, rasanya belum cukup. biarlah belum cukup. karena ketika cukup, lalu apa lagi yang mau kita kejar?

seumur hidupku, aku selalu menyimpan kenangan. kamu, dia, mereka. kalian selalu ada. Dalam perpijakan hidupku kali ini, ini kali pertama aku menghapus. mencoba menghapus.
demi kesehatan pikiran dan hatiku, aku menghapus kamu. Bukan karena kenangan denganmu pahit, bukan karena kau jahat. bukan karena kamu. Tapi karena, pikiranku dibayang-bayangi perasaan tidak cukup. aku merasa bahwa aku tak pernah cukup. sehingga kau jadikan aku alas mengoser perihmu. itu saja.

aku tak ingin merasa seperti itu. aku ingin kau membutuhkanku sebesar aku membutuhkanmu. 

aku menghapus kamu. karena besarnya harapanku pada mu, membuat anganku terbang tinggi sedangkan aku tak punya pengaman apa-apa. aku tak tau seberapa banyak nyawaku masih tersisa, untuk menjagaku tetap hidup setelah terjatuh beberapa kali.

aku menyadari bahwa aku menikmati rasa sakit ini. Tapi aku tak tahu berapa lama lagi aku bisa bertahan,

sebelum aku akhirnya
mati


No comments:

Post a Comment

Aku dibesarkan oleh para serigala, melihat seleksi alam. Yang kuat yang bertahan. Dan disinilah aku kini, berhasil bertahan. Keinginanku ku...