Pernahkah kamu merasakan apa yang kurasakan? Seringkali aku
menemukan diriku merasakan sesak yang begitu pedih atas kebahagiaan yang bisa
jadi semu. Seperti, aku lelah bernafas dan ingin berhenti sebentar saja. Tidak,
aku bukan ingin mati. Aku hanya ingin merasakan sedikit saja kehidupan dari
apa-apa yang terampas. Pernahkah?
Dan kau tahu bahwa ini adalah sesuatu yang salah namun kau
tak punya siapa-siapa yang bisa kau ceritai. Kau tahu bahwa sesiapa yang
mendengar ini akan berlari merangkulmu dan mengkhawatirkanmu. Mencoba untuk menyelamatkanmu.
Padahal, kau bukan ingin diselamatkan. Kau ingin dipahami dan dijaga. Tanpa
penilaian buruk. Tanpa kekhawatiran. Tanpa dianggap gila.
Rasa sakit itu nikmat. Seperti kau benar-benar hidup. Merasa
gelap dan hitam dan menangis, itu semua membuatmu merasa lebih lega. Walau pada
kejadiannya kau berharap ada yang bisa
memelukmu. Tapi sungguh itu membuatmu merasa lebih nyaman.
Pernahkah kau coba memasukkan kepalamu dalam kumpulan air? Coba
untuk tak bernafas dan melihat dimensi yang berbeda. Kau tahan.. kau tahan..
kau tahan.. kau berlomba dengan dirimu sendiri. Melihat seberapa lama kau bisa
bertahan. Bukankah menyenangkan?
Untukku juga sama menyenagkannya merasai setiap luka yang
hadir.
Taka da yang bisa memahami hal ini. Aku harus diam saja. Dan
sebenarnya, diamku sangatlah berbahaya. Karena aku terus menerus membayangkan
ikatan tali dileherku. Harus ada seseorang yang bisa menjagaku untuk itu. Aku
tak mau sendiri. Aku tak mau mati, sungguh!
Tapi jika tak ada yang bisa menemaniku, aku khawatir suatu
hari aku akan melakukannya sendiri.
Ah, setidaknya tamparlah aku kembali ke dunia. Aku membutuhkan
kasih saying semacam itu. Sekarang. Sekarang. Sekarang.
No comments:
Post a Comment