Tuesday, October 10, 2017

teriakan sang masokis

Pernahkah kamu merasakan apa yang kurasakan? Seringkali aku menemukan diriku merasakan sesak yang begitu pedih atas kebahagiaan yang bisa jadi semu. Seperti, aku lelah bernafas dan ingin berhenti sebentar saja. Tidak, aku bukan ingin mati. Aku hanya ingin merasakan sedikit saja kehidupan dari apa-apa yang terampas. Pernahkah?
Dan kau tahu bahwa ini adalah sesuatu yang salah namun kau tak punya siapa-siapa yang bisa kau ceritai. Kau tahu bahwa sesiapa yang mendengar ini akan berlari merangkulmu dan mengkhawatirkanmu. Mencoba untuk menyelamatkanmu. Padahal, kau bukan ingin diselamatkan. Kau ingin dipahami dan dijaga. Tanpa penilaian buruk. Tanpa kekhawatiran. Tanpa dianggap gila.
Rasa sakit itu nikmat. Seperti kau benar-benar hidup. Merasa gelap dan hitam dan menangis, itu semua membuatmu merasa lebih lega. Walau pada kejadiannya kau  berharap ada yang bisa memelukmu. Tapi sungguh itu membuatmu merasa lebih nyaman.
Pernahkah kau coba memasukkan kepalamu dalam kumpulan air? Coba untuk tak bernafas dan melihat dimensi yang berbeda. Kau tahan.. kau tahan.. kau tahan.. kau berlomba dengan dirimu sendiri. Melihat seberapa lama kau bisa bertahan. Bukankah menyenangkan?
Untukku juga sama menyenagkannya merasai setiap luka yang hadir.
Taka da yang bisa memahami hal ini. Aku harus diam saja. Dan sebenarnya, diamku sangatlah berbahaya. Karena aku terus menerus membayangkan ikatan tali dileherku. Harus ada seseorang yang bisa menjagaku untuk itu. Aku tak mau sendiri. Aku tak mau mati, sungguh!
Tapi jika tak ada yang bisa menemaniku, aku khawatir suatu hari aku akan melakukannya sendiri.

Ah, setidaknya tamparlah aku kembali ke dunia. Aku membutuhkan kasih saying semacam itu. Sekarang. Sekarang. Sekarang.

No comments:

Post a Comment

Aku dibesarkan oleh para serigala, melihat seleksi alam. Yang kuat yang bertahan. Dan disinilah aku kini, berhasil bertahan. Keinginanku ku...