potongan-potongn masa lalu mendadak bergentayangan dalam benakku.
aku merasa hitam dan kelam.
sumpah, sudah kumaafkan mereka semua. sudah kucoba melihat kehidupanku yang terpampang kini dan tak lagi memandang kebelakang,namun
sulit sekali utk memandang langit ketika cahayanya terlalu terang
dalam urusan langit, aku memang selalu memilih gelap malam saja. tak apa walau tak berbintang.
ak tak pernah membeda-bedakan. bagiku malam tetaplah malam. walau hanya ada bulan. bulan purnama lah, bulan sabit kah, apapun.
tapi memang malam lah yang slalu berhasil membelalakkan mataku.
"ini lho nduk, kehidupan yang kau pikirkan.
kesepianmu itu, mbok diisi dengan hal-hal yang bermanfaat. janganlah kau terus memikirkan masmu yang tak pernah kembali.
lagipula, apa yang pernah ia berikan untuk mu selain fatamorgana?"
hanya si mas yang tau segalanya tetangku, dan hanya padanya aku mampu terbuka. mungkin justru karena ia tak pernah ada. hanya lewat surat. hanya lewat kata.
aku rindu mas, tolong jemput aku.
No comments:
Post a Comment